Liputan Media

[Liputan Media] [bleft]

Silaturahmi

[Silaturahmi][twocolumns]

Agenda

[Agenda][bsummary]

Liputan6.com : Cerita Akhir Pekan, Esensi Berbagi Makanan demi Sesama dan Bumi

 


Aksi kemanusiaan lewat berbagi makanan turut dilaksanakan oleh Nasi Gratis Jogja. Komunitas ini didirikan pada 1 Desember 2019 oleh Ilham Prihatin dan Fajar Dwi Kurniawan.

"Nasi Gratis Jogja lahir karena ada visi misi sama antara kami berdua tentang agenda sosial kemanusiaan," kata Co-Founder Nasi Gratis Jogja Ilham Prihatin saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 11 November 2021.

Ilham berkisah, kehadiran Nasi Jogja ini diawali dengan penggunaan dana pribadi untuk membuat satu gerobak seharga Rp1,5 juta. Setiap harinya, dikatakan Ilham, mereka menyediakan 15 bungkus nasi. "Siapapun boleh mengambil, siapapun boleh mengisi," demikian bunyi keterangan yang tertera di gerobak Nasi Gratis Jogja.

"Satu bulan pertama bahkan para penerima manfaat masih ragu, sesuatu yang baru masih sulit diterima masyarakat meski itu gratis. Dari pagi sampai siang, tidak ada yang mengambil. Akhirnya kami mutar ke jalan-jalan kasih ke pemulung, pengemis, dan sebagainya," tambahnya.

Baru setelah 2--3 bulan kehadiran gerobak kebaikan ini, Nasi Gratis Jogja dikenal banyak orang. "Banyak orang-orang baik di luar sana ikut serta terketuk, terinspirasi, dan ikut bergabung dengan kami dengan cara berdonasi dengan uang, makanan jadi, sembako dan lainnya," ungkap Ilham.

Kini, gerobak Nasi Gratis Jogja telah tersebar di 12 wilayah di Yogyakarta, termasuk di Piyungan, Pleret, Kusumanegara, Jogokariyan, Sewon, Bantul, Sambipitu, Berbah, Kasihan, Kotagede, Godean, hingga Gamping. Ilham menyebut, gerobak mereka juga ada masing-masing stu di Solo dan Magelang.

"Mitra kebaikan kami ada di Jakarta, Bekasi, Medan, Padang, Bontang, Tulungagung, Semarang, sampai Baubau," tambah Ilham.

Setiap bulan, dikatakan Ilham, pihaknya diberi kemudahan pendanaan dan diberlakukan manajemen keuangan untuk setiap cabang gerobak. "Kami punya suplai dana untuk pengadaan menu gratis setiap hari. Di setiap cabangnya, ada penanggung jawab yang rumahnya dekat dengan gerobak tersebut," lanjut Ilham.

Sementara, koordinator lapangan komunitas ini bertugas mengalokasikan dana yang sudah diagendakan. "Kemudian membelikan nasi kepada para UMKM dan ditaruh di gerobak kebaikan," terangnya.

Nasi gratis yang dibagikan setiap harinya bergantung keuangan komunitas ini. Menurut Ilham, rata-rata nasi gratis yang tersedia sekitar 30--50 dan pernah menyentuh angka 100 boks nasi.

"Tapi kalau Jumat saja, di satu gerobak bisa 500-1.000 nasi gratis," katanya.

Sebelum pandemi melanda, nasi gratis ini menjadi banyak menjadi sarapan anak-anak yang pergi ke sekolah, karyawan yang bekerja, buruh, sampai pedagang-pedangan asongan. Namun saat pandemi, jadwal mereka berubah.

"Selain orang-orang yang lewat, kami juga door-to-door kepada orang yang isolasi mandiri karena Covid," terangnya.


Sumber : Liputan6.com