Kata Rasul, "Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain" (HR. Muslim). Kesombongan tak mesti dikatakan. Tak pula mesti kelihatan. Rasul tak memasukkan semua itu sebagai persyaratan.
Cukuplah kita teranggap jatuh dalam kesombongan ketika menolak kebenaran dan meremehkan orang lain, meskipun hanya dalam hati. Sebab, kata Rasul, "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada setitik kesombongan." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, sombong atau tidaknya seseorang tak melulu nampak secara lahiriah. Justru yang mesti diwaspadai adalah kesombongan yang tersembunyi. Yang diam-diam menyusup dalam sepi.
Tanpa pertolongan Allah, rasanya sulit bagi kita terhindar dari potensi keburukan yang sangat halus, seperti rasa sombong ini. Maka, berdoa, mengiba, dan memohon kepada Allah adalah di antara bentuk terapi hati. Sebab, dengan memohon pertolongan Allah, berarti kita mengakui ketakberdayaan dan kelemahan diri.
Dengan memohon pertolongan Allah Ta'ala, kita meneguhkan keyakinan bahwa diri tak lebih dari seorang hamba yang bergantung pada belas kasih-Nya. Jika keyakinan seperti ini telah bersinar dalam dada, semoga titik-titik hitam kesombongan bisa lenyap dan sirna.