Liputan Media

[Liputan Media] [bleft]

Silaturahmi

[Silaturahmi][twocolumns]

Agenda

[Agenda][bsummary]

LIPUTAN LOKADATA : Saling bantu kala Covid-19 meningkat, dari tingkat RT sampai manca negara




Ketika puncak pandemi Covid-19 melanda 2 pekan lalu, Arien Woelandari mempunyai kesibukan baru. Setiap pagi sebelum memulai work from home, warga di Kompleks LKBN Antara, Bintara Jaya, Kota Bekasi itu, mencari sarapan 15 porsi untuk tetangganya yang positif terpapar virus korona.

Istri ketua RT itu berinisiatif mengajak penghuni kompleks mengumpulkan dana untuk membantu warga yang harus isolasi mandiri. Ada 3 keluarga yang terpapar. "Kami mengirimkan sarapan tiap pagi. Dua kali seminggu kami krim buah dan paket sembako sekali seminggu," katanya.

Di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat yang berdampak pada hilangnya kesempatan mencari nafkah untuk sebagian warga masyarakat, pelbagai inisiatif untuk saling membantu sesama muncul. Ada yang skala RT, tapi ada pula yang melayani satu kota bahkan mengirimkan bantuan sampai luar negeri.

Di Yogyakarta, gerakan Nasi Gratis Jogja berinisiatif untuk membantu menyediakan makanan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. “Karena kami yakin di kondisi PPKM Darurat seperti ini apalagi sedang melakukan isolasi mandiri, akan sangat sulit bagi warga yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan makanannya,” kata inisiator gerakan ini, Fajar Kurniawan kepada Lokadata.id, Kamis (22/7/2021).


Penderita Covid-19 bisa mendapatkan bantuan dari gerakan Nasi Gratis Jogja dengan mengumpulkan hasil tes positifnya. “Atau jika permintaan dalam jumlah banyak, biasanya dari pihak RT tempat warga menjalani isolasi mandiri tersebut membantu kami menyediakan daftar penerima yang sudah distempel oleh Ketua RT. Hanya dokumen itu saja yang kami verifikasi, karena kami tidak ingin mempersulit,” kata Fajar.


Pria asal Bantul, Yogyakarta ini menambahkan jumlah warga yang menjalani isolasi mandiri dan mendapat bantuan suplai makanan dari gerakan ini sudah cukup banyak. Jumlah penerima suplai makanan diperkirakan bisa lebih dari 1.000 orang sejak PPKM Darurat diberlakukan. “Suplai makanan yang kami berikan durasinya 3-4 hari. Supaya bisa bergantian dengan warga lain yang sedang menjalani isolasi mandiri,” kata dia.


Menu makanan tersebut terkadang dimasak dan disiapkan oleh tim jika ada donatur yang memberikan dalam bentuk bahan mentah. Namun, jika donasi yang dikumpulkan dalam bentuk uang maka menu makanan akan diprioritaskan dibeli dari UMKM bidang kuliner maupun pemilik warung makanan kecil.


Donatur juga bisa memberikan bantuan dalam bentuk makanan yang sudah matang. Nantinya, donatur bisa mengantarkan sumbangan mereka ke lokasi tim Nasi Gratis Jogja atau bisa juga tim relawan yang mendatangi donatur untuk mengambil bantuan.

 

“Kami memiliki 16 relawan yang masing-masing mengelola untuk distribusi di wilayahnya. Dan kami juga dibantu oleh warga, Satgas Covid-19 desa, relawan dari komunitas lain untuk distribusinya,” kata Fajar.


Gerakan suplai makanan bagi warga isolasi mandiri oleh Tim Nasi Gratis Jogja ini berada di wilayah Yogyakarta saja dan populer sejak hari pertama PPKM Darurat diberlakukan di Jawa dan Bali. Namun, sebetulnya gerakan ‘Nasi Gratis Jogja’ sudah ada sejak 1 Desember 2019.


Fajar menginisiasi gerakan ‘Nasi Gratis Jogja’ bersama kawannya, Ilham Prihatin. Pada awalnya gerakan ini menyediakan satu etalase berisikan nasi bungkus yang membolehkan siapa pun mengambil nasi-nasi tersebut dan menyantapnya. Etalase pertama tersebut terletak di Jl Wonosari KM.12. Kini, etalase gerobak ‘Nasi Gratis Jogja’ sudah menyebar di 11 titik lokasi di Jogja, satu di Magelang dan satu di Solo.
Galang donasi

Pesohor Melanie Subono juga bergerak di tengah pandemi Covid-19. Melalui organisasi yang didirikannya 14 tahun silam, yaitu Rumah Harapan, Melanie turut aktif membagikan cairan pembersih tangan serta masker bahkan sebelum kasus Covid-19 dinyatakan terdeteksi di Indonesia.

“Kami sudah bergerak sebelum Covid-19 ramai di Indonesia, tepatnya ketika masih di Cina, karena banyak buruh migran asal Indonesia yang bekerja di Cina dan terdampak pandemi sehingga kami kirimkan puluhan ribu masker,” katanya kepada Lokadata.id.

Selama pandemi Covid-19 melanda, Rumah Harapan banyak membantu masyarakat yang kesulitan membayar kontrakan rumah, BPJS, hingga sekolah. “Kondisi ini diperburuk karena banyak yang terkena PHK. Bahkan orang yang sebelum pandemi bisa support operasional satu panti, saat ini dia bangkrut. Jadi di masa pandemi ini kita banyak membantu daily cases,” kata Melanie.


Rumah Harapan membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berdonasi melalui platform yang disediakan. “Sementara untuk verifikasi penerima bantuan, kami memiliki pendamping yang bisa mengecek bukti yang dikumpulkan calon penerima misalnya dia kesulitan bayar listrik maka kami minta akun listriknya, atau kesulitan bayar sekolah maka kami minta akun sekolahnya. Jadi selama beberapa tahun ini kami tidak bayar tunai,” katanya.


Penyanyi ini menambahkan jumlah penerima bantuan meningkat selama masa pandemi Covid-19. “Kalau menghitung sudah 1 tahun 7 bulan pandemi Covid-19 berjalan, sudah hampir 200 ribu orang penerima bantuan dan jumlah ini akan terus bertambah karena tidak berhenti permintaan untuk bantuan ini,” kata dia.


Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana menyatakan berkembangnya gerakan solidaritas sosial di masa pandemi Covid-19 ini sebagai inisiatif yang perlu dijaga.


“Gerakan solidaritas sosial ini tentu menjadi sebuah pengingat masyarakat Indonesia memang memiliki kepedulian yang tinggi dengan menunjukkan sikap saling bantu membantu dalam situasi yang sulit seperti ini,” katanya.


Aditya menambahkan pemerintah perlu merespons dan mendukung gerakan solidaritas ini dengan memberikan bantuan melalui data dan informasi yang memadai supaya bisa bersama-sama menciptakan langkah yang serentak dalam langkah pengendalian Covid-19.


Sumber : LOKADATA.ID